Aturan Pemberian Obat Anak Agar Aman dan Efektif

Aturan pemberian obat untuk anak
Ilustrasi anak sehat. (source: pixabay.com)

Berapakah dosis aman obat anak-anak? Saat ini, ada banyak sekali obat untuk anak-anak yang dijual secara bebas di apotek. Kegunaannya pun berbeda-beda, mulai dari obat demam, obat batuk pilek, dan lain sebagainya. Dan walaupun setiap produk obat sudah mencantumkan dosis yang dianjurkan pada kemasannya, tetap ada sejumlah hal yang harus orang tua perhatikan saat memberikan obat anak.

Dikutip dari situs pafiogankomeringuluselatan.org berikut beberapa aturan mengenai pemberian obat untuk anak-anak.

Pastikan Pemberian Dosis Obat Sesuai Dengan Berat Badan Anak

Berat badan setiap anak berbeda, walaupun mereka memiliki usia yang sama. Dan berat badan ini mempengaruhi jumlah dosis obat yang seharusnya mereka dapatkan. Anak-anak yang memiliki berat badan berlebih umumnya membutuhkan dosis obat lebih dari yang dianjurkan pada kemasan produk obat anak.

Dalam hal ini terutama obat batuk karena adanya kandungan desktrometorfan dan kafein di dalamnya. Dan sebaliknya, anak dengan kekurangan berat badan memerlukan dosis obat kurang dari yang disarankan. Agar lebih pasti, sangat disarankan bagi orang tua untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak berkaitan dengan pemberian dosis obat yang aman dan efektif.

Perhatikan Kandungan Obat

Seorang mantan ketua komisi American Academy of Pediatrics melakukan penelitian yang menjelaskan tentang kondisi metabolisme tubuh anak-anak. Berdasarkan hasil penelitian beliau, disebutkan bahwa anak-anak memiliki metabolisme tubuh yang belum sempurna. Hal ini membuat mereka lebih berisiko terhadap kesalahan pengobatan.

Sehingga, meminta saran dan rekomendasi dari dokter spesialis anak atau apoteker menjadi langkah paling tepat untuk menghindarkan anak dari risiko kesalahan pengobatan. Selain itu, orang tua juga harus memahami kandungan obat karena setiap penyakit memerlukan langkah pengobatan yang berbeda.

Contohnya, anak yang menderita batuk pilek sering kali juga disertai dengan demam. Kebanyakan obat batuk pilek anak yang dijual di apotek memiliki kandungan bahan yang sama, yaitu acetaminophen atau parasetamol. Seperti yang kita tahu, parasetamol adalah kandungan yang berguna untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri.

Hal ini berarti orang tua tidak perlu memberikan obat yang berbeda untuk mengatasi batuk pilek dan demam pada anak. Jika obat batuk pilek yang digunakan sudah mengandung parasetamol, maka tidak perlu memberikan obat demam. Jika gejala sakit anak belum membaik, hindari memberikan dosis lebih. Dan saat demam anak sudah turun, hentikan pemberian obat agar tubuh dapat mengembangkan dan memperkuat sistem imun untuk melawan virus.

Jangan Berikan Obat Anak Bersamaan Dengan Antibiotik pada Kondisi yang Tidak Tepat

Antibiotik adalah jenis obat yang dikonsumsi untuk mengatasi peradangan dan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Obat ini harus diresepkan oleh dokter sehingga kamu tidak dapat membelinya secara bebas tanpa resep dokter. Selain itu, umumnya antibiotik harus dihabiskan sesuai dengan anjuran dokter.

Hal ini karena antibiotik berfungsi untuk melemahkan dan membunuh bakteri yang menginfeksi tubuh. Jika tidak antibiotik tidak dihabiskan, dapat terjadi risiko resistensi antibiotik di mana bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik. Dan tidak semua penyakit disebabkan oleh bakteri. Mengonsumsi antibiotik untuk mengobati penyakit yang tidak disebabkan oleh bakteri tentunya merupakan langkah yang tidak tepat.

Jangan Berikan Obat Anak Bersamaan Dengan Obat Alami

Selain di atas, jangan pula memberikan obat anak bersamaan dengan obat alami, terutama tanpa sepengetahuan dokter. Bahan yang terkandung dalam produk obat anak dengan kandungan yang ada pada bahan alami memiliki proses yang berbeda dalam tubuh. Sehingga, terdapat risiko reaksi berbahaya bagi tubuh jika ternyata fungsi keduanya bertolak belakang. – dosis aman obat anak-anak./red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *