PDIP  

Kisruh Budiman Sudjatmoko: Puncak dari Konflik Internal PDI-P?

Budiman Sudjatmiko (Kanan) Bertemu dengan Prabowo Subianto di Kertanegara, Selasa (18/7/2023). (Sumber : Antara Foto/ Galih Pradipta)

Partai PDI-P saat ini memang sedang berada dalam kondisi yang sangat terombang-ambing dan tidak kondusif.

Hal tersebut terjadi setelah terpecah belahnya suara yang terjadi di dalam kubu partai PDI-P untuk memberikan dukungan terhadap Capres Pemilu 2024.

Partai PDI-P sendiri sebelumnya mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai Capres untuk Pemilu 2024 pada 21 April 2023.

Megawati Soekarnoputri selaku Ketum Partai PDI-P menjadi sosok penting dibalik terpilihnya Gubernur Jawa Tengah tersebut untuk menjadi capres pada pemilu tahun depan.

Kiprah kepemimpinan dan kinerja sebagai Gubernur Jawa Tengah tampaknya menjadi faktor mengapa Megawati akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Ganjar.

Meski demikian, tampaknya sebagian kader partai PDI-P tidak setuju dengan keputusan Megawati tersebut.

Yang lebih mengejutkan adalah sebagian kader dari partai PDI-P tersebut lebih memilih untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai Capres Pemilu 2024.

Kader PDI-P yang pro Jokowi beserta Relawan Gibran diseluruh Jawa Tengah serta Jawa Timur dengan resmi mendukung Menhan RI tersebut sebagai Capres 2024. 

Bukan hanya itu, Budiman Sudjatmako juga semakin menguatkan klaim tersebut dengan memberikan dukungan kepada Prabowo.

Mantan aktivis 98 yang kini menjadi politikus partai PDI-P tersebut bahkan mengunjungi rumah Prabowo Subianto pada 18 Juli 2023 untuk memberikan dukungan.

Keputusan Budiman untuk memberikan dukungan kepada Prabowo sebagai Capres 2024 tentu menimbulkan banyak kritikan.

Dilansir dari Kompas.com, Adian Napitupulu yang juga merupakan politikus PDI-P mengungkapkan banyak aktivis 98 kecewa dengan keputusan Budiman tersebut.

Adian sendiri merupakan rekan seperjuangan Budiman pada saat Reformasi 1998 yang menjatuhkan pemerintahan Presiden Soeharto.

Dilansir dari Merdeka.com, Adian bahkan menjadi sosok paling vokal yang menganggap Prabowo ikut bertanggung jawab dalam penculikan aktivis 1997-1998.

Prabowo sendiri kala itu menjabat sebagai Pangkostrad dan dianggap telah melakukan pelanggaran HAM dengan menculik, serta menghilangkan puluhan aktivis yang masih belum diketahui nasibnya hingga saat ini.

Ancaman Pemecatan Budiman dari PDI-P

Keputusannya untuk mendukung Prabowo kini semakin membawa dirinya berada dalam isu pemecatan dari partai PDI-P.

Dilansir dari Tempo.co, Deddy Sitorus yang merupakan politikus PDI-P menilai partainya harus segera memecat Budiman karena dianggap akan melanggar Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) mereka sendiri.

Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto juga mengatakan hanya ada dua opsi bagi Budiman, yaitu mengundurkan diri atau dipecat.

Kisruh Budiman ini tentu menjadi puncak dari konflik internal yang dialami PDI-P sepanjang tahun ini.

Situasi pelik ini tentu tidak pernah dialami oleh PDI-P dalam kurun waktu 10 tahun terakhir sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Christopher
Penganalisa & Pemerhati Politik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *