Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024 akan dilaksanakan pada 27 November 2024 mendatang.
Sejumlah partai politik (parpol) telah mengusung tokoh-tokoh ternama untuk maju pada Pilgub DKI Jakarta 2024.
DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah resmi mengusung pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman sebagai calon gubernur (cagub)-calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Selain PKS, PDIP turut membuka peluang mengusung Anies di Pilkada Jakarta 2024.
Meski demikian, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan partainya masih menunggu arahan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terkait arah koalisi partainya di beberapa provinsi strategis, seperti Jakarta.
“Mbak Puan (Puan Maharani) mengatakan Pak Anies ini menarik. Tetapi kerja sama politik terhadap wilayah-wilayah yang sangat strategis itu kami menunggu arahan dari Ketua Umum PDI Perjuangan ibu Megawati yang terus mencermati hari ke hari seluruh dinamika politik yang berkembang,” kata Hasto di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6/2024), dikutip dari Kompas.com.
Mengenai pernyataan “Anies menarik” dari Puan, Hasto mengatakan hal tersebut dikembangkan dengan mendengar komitmen dan suara dari akar rumput.
“Kami mendengarkan suara akar rumput, mendengarkan suara wong cilik, komitmen di dalam memperbaiki nasib wong cilik,” ujar Hasto, dikutip dari Kompas.com.
Bicara Isu Perbedaan Ideologi
Terkait isu perbedaan ideologi, Hasto menyebut potensi PDIP untuk mengusung Anies tetap terbuka.
Dilansir dari Kompas.com, ia kemudian memberi contoh selayaknya Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang pernah bekerja sama dengan Partai Masyumi meski memiliki perbedaan ideologi demi menghadapi berbagai tantangan eksternal, serta geopolitik global terutama kolonialisme Belanda.
Menurutnya, tantangan tersebut saat ini juga dihadapi Indonesia dan akan menjadi pijakan PDIP untuk bekerja sama dengan berbagai pihak
“Sekarang kita juga menghadapi tantangan internal dan juga eksternal akibat geopolitik itu. Jadi ada perspektif historis yang juga bisa dijadikan pijakan oleh PDIP,” kata dia, dikutip dari Kompas.com.
Hasto pun tidak memungkiri bahwa keinginan kerja sama politik memang telah mengalami pergeseran usai pilpres dikarenakan hasil pemilu, serta dinamika politik di daerah masing-masing.
“Sehingga partai-partai yang telah lolos di dalam ujian-ujian melalui pemilu yang lalu, tentu PDIP membangun komunikasi, karena pergeseran ini disertai dengan suatu kesadaran,” kata dia, dikutip dari Kompas.com.
Christopher
Pemerhati & Penganalisa Politik