PDIP  

Terkait Wacana Koalisi Anies-Ganjar, Ahok Isyaratkan Tertutup Kemungkinan

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok Hadir dalam Kampanye Akbar Paslon Nomor Urut 3, Ganjar-Mahfud di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (3/2/2024). (Sumber : Dok. PDIP)

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau kerap dipanggil Ahok telah resmi mundur dari jabatan Komisaris Utama PT. Pertamina demi mendukung paslon nomor urut 3, Ganjar-Mahfud pada 2 Februari 2024.

Kendati demikian, Ahok menjadi sorotan setelah kerap melontarkan pernyataan yang menarik perhatian publik.

Yang terakhir, Ahok memberikan tanggapan terkait dengan wacana koalisi Anies-Ganjar andai Pilpres 2024 berjalan 2 putaran.

Sebagai kader PDIP, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengungkapkan bahwa partainya hanya akan menjunjung tinggi meritokrasi atau ideologi politik yang mendukung program nawacita.

“Pertama partai kami dilatih dengan jelas tidak mungkin mendukung orang jadi presiden untuk yang tidak pernah mau menjalankan nawacita, itu jelas,” kata Ahok dalam dialog bertajuk ‘Ahok Is Back’ di Warunk Wow, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024), dikutip dari CNBCIndonesia.com.

Ahok kemudian menyinggung pernyataan mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Gamawan Fauzi yang pernah meminta semua kepala daerah harus berekonsiliasi dengan Front Pembela Islam (FPI).

Selain itu, Ahok juga mengungkapkan bahwa Ganjar Pranowo berani menolak kebijakan Gamawan Fauzi tersebut ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

“Yang kedua, partai PDIP tidak pernah memanfaatkan siapapun untuk berkuasa, masih ingat nggak, ketika Pak Gamawan Fauzi mengatakan semua kepala daerah mesti rekonsiliasi dengan FPI,” ungkit Ahok.

“Seorang Pak Ganjar di Jateng dia lawan Gamawan Fauzi dia tolak, pernah nggak Pak Ganjar datang ke sana cium-cium tangan Pak Rizieq segala macem. Ini perintah Mendagri loh, ditolak oleh seorang Ganjar,” ungkapnya.

Ahok kemudian menegaskan bahwa PDIP tidak akan mungkin bekerjasama dengan siapapun yang ingin mengganti ideologi Pancasila.

“Kenapa? Karena kami terlatih sebagai seorang kader yang rasionalis, tidak mungkin mau bekerja sama dengan siapapun yang mau mengganti ideologi pancasila,” tutur Ahok, dikutip dari CNNIndonesia.com.

Ketika ditanya terkait soal dialog, Ahok menegaskan bahwa hal itu tergantung keputusan petinggi partai.

“Anda tanya sama Partai. Saya tidak struktur partai,” jawabnya.

Christopher
Pemerhati & Penganalisa Politik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *