Analisis Plus-Minus Ridwan Kamil Dampingi Ganjar Maju Pilpres 2024

Ridwan Kamil
Sumber foto: www.islampos.com

Dalam pemilihan wakil dari Ganjar Pranowo, Megawati bukanlah politikus kemarin sore yang mudah terombang-ambing oleh algoritma politik, ia bukanlah orang yang “grasa-grusu”.

Ia menata dengan rapi step demi step, tak mau menari dengan mengikuti gendering orang luar. Ia malah mengkritik kedangkalan perpolitikan nasional yang akhir-akhir ini sedang hangat dengan metafor “dansa”.

“Berdansa itu bisa saja sendiri, bisa berduaan, bisa ramai-ramai, bisa slow motion, atau gerakan pelan seperti waltz. Terus ada rumba yang gerakannya cepat, terus ada rock and roll yang bergonta-ganti pasangan, yang itu berganti di sana, lalu yang itu berganti di sini,” kata Megawati (Kompas.id, 22/08/2023).

Lantas, siapakah yang orang yang digadang-gadang akan berjodoh dengan Ganjar? Beberapa hari terakhir, telah terpantau oleh media publik tentang dua nama yang akan bersanding dengannya, yakni Ridwan Kamil dan Mahfud MD.

Para elitis PDI-P termasuk Ganjar itu sendiri, tak menolak. Bahkan ia menyampaikan isyarat-isyarat memang ada sebuah pendekatan antara Ganjar dengan dua nama tersebut.

Ridwan Kamil Populer, Namun Ada Minusnya?

Seorang Ridwan Kamil tentu saja menarik, sosoknya sudah sangat popular di berbagai lapisan generasi. Mantan Gubernur Jawa Barat itu sering memuncaki hasil survei sebagai kandidat cawapres.

Tak hanya itu, Ridwan Kamil juga berafiliasi dengan Partai Golkar yang mana merupakan salah satu parpol besar dan berpengalaman di tanah air. Maka, menjadikan RK sebagai kandidat adalah hal yang sangat menguntungkan bagi kedua sisi.

Mengapa tidak? Dilihat dari segi kualitas, bagi PDIP keberadaan Golkar tentu sangat bernilai, baik secara elektoral maupun koalisi dukungan parlemen terhadap pemerntahan tanah air. Mesin politik Golkar sudah teruji dan terakreditasi baik di luar pulau Jawa.

Keberadaan PPP, Perindo, Hanura sebagai Koalisi PDIP masih belum cukup teruji, karena mengingat ketiga Parpol itu masih termasuk kedalam kategori “papan bawah”, maka dukungan suara dari Partai Golkar ini sangatlah bernilai dari aspek ini, karena partai yang memenangkan pemilu tak akan bisa berbuat banyak tanpa adanya dukungan dari mayoritas orang-orang DPR.

Kedua, Ridwan Kamil memiliki banyak prestasi dan potensi secara elektoral di Jawa Barat, Kesuksesannya memimpin Jawa Barat memberikan daya tarik elektoral bagi PDIP, yang kalah di provinsi itu dengan jumlah penduduk terbesar Indonesia itu.

Namun, masalahnya juga tak kecil karena kita semua telah mengetahui bahwa Golkar telah berlabuh di koalisi Prabowo. Para elitis Golkar memang terkesan mendua membiarkan kadernya seorang Ridwan Kamil ditimang-timang oleh Megawati, namun secara institusional Golkar tak mau lepas dari koalisi Prabowo.

Bahkan adapula penilaian lain yang meragukan potensi Ridwan Kamil, ia memang sukses memimpin Jawa Barat.

Namun, kesuksesan itu tidak linier dengan peluang terpilihnya pasangan Ganjar-Ridwan Kamil untuk dijadikan pasangan presiden-wakil presiden, pasalnya Provinsi Jawa Barat dinilai sebagai lumbung bagi Prabowo pada dua Pilpres terakhir dengan melihat kekalahan Jokowi di Jawa Barat karena sentimen negatif terhadap PDIP.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *