Anies Baswedan Sebut Bansos Sepatutnya Kebutuhan untuk Penerima, Bukan Pemberi

Anies Baswedan
Capres Nomor Urut 1, Anies Baswedan dalam Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Centre, Minggu (4/2/2024) Malam. (Sumber : Tangkapan Layar Youtube KPU RI)

Debat kelima Pilpres 2024 telah berhasil diselenggarakan di Jakarta Convention Centre (JCC), Minggu (4/2/2024) malam.

Tema debat kelima Pilpres 2024 tersebut adalah tentang kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan inklusi.

Debat kelima ini menjadi yang terakhir untuk masing-masing ketiga calon presiden (capres) Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo sebelum hari pencoblosan pada 14 Februari mendatang.

Pada debat semalam, capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengeluarkan pernyataan seolah menyinggung bantuan sosial (Bansos) yang sedang viral dalam beberapa hari terakhir.

Pernyataan tersebut diungkapkannya dalam pembukaan debat kelima Pilpres 2024.

“Bila membutuhkan, diberikan bansos sesuai kebutuhannya. Bansos Plus. Bukan memberikan bansos untuk kepentingan yang memberi, tapi untuk kepentingan yang diberi,” ujar Anies, dikutip dari Kompas.com.

Anies ingin menciptakan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, serta terjamin kebutuhan dan hak hidupnya.

Jika ada rakyat yang sakit, maka dia akan memastikan orang itu ditolong secara cepat.

“Tumbuh cerdas dengan biaya terjangkau. Keluarga sejahtera karena upahnya layak,” katanya.

“Dan warga negara yang bangga dengan negaranya karena dijaga budayanya dan etikanya dijaga tinggi. Kita menginginkan persatuan karena ditopang rasa keadilan,” imbuh Anies, dikutip dari Kompas.com.

Sindiran Kedua

Bukan hanya pada saat pidato pembuka, Anies kemudian kembali menyinggung soal bansos ketika mendapatkan pertanyaan dari capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.

Awalnya, Ganjar memberikan pertanyaan kepada Anies terkait bagaimana supaya bansos bisa tepat sasaran dan tidak menimbulkan kecemburan di kalangan rakyat.

“Menurut Pak Anies, bagaimana tata kelola bansos agar, satu tidak saling klaim, dua bisa tepat sasaran, tiga tidak menimbulkan kecemburuan sehingga betul-betul bisa diterima oleh rakyat ?” tanya Ganjar.

Anies kemudian kembali menjawab bansos seharusnya diberikan tanpa pamrih dengan disesuaikan kebutuhan penerima.

“Maka bansos diberikan sesuai dengan kebutuhan penerima, kalau penerima butuhnya bulan ini, ya diberikan bulan ini. Kalau 3 bulan lagi, ya 3 bulan lagi. Jangan menghilangkan semua, dijadikan sesuai kebutuhan. Itu yang disebut bansos tanpa pamrih,” kata Anies, dikutip dari CNBCIndonesia.com.

Anies juga mengkritik cara pembagian bansos yang dilakukan di pinggir jalan.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, bansos seharusnya dibagikan melalui mekanisme jalur birokrasi yang tepat.

“Informasi data akurat dan mekanisme pemberian melalui jalur birokrasi bukan dibagi di pinggir jalan,” ujarnya.

Dua pekan menjelang Pilpres 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menjadi sorotan setelah membagi-bagikan bansos (bantuan sosial) kepada masyarakat.

Dilansir dari CNBCIndonesia.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merilis bantuan sosial (bansos) baru berupa bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp200 ribu per bulan dari Januari hingga Maret 2024.

Bansos ini dikucurkan dengan anggaran sebesar Rp11,2 triliun.

Banyak pihak yang menuding pembagian bansos oleh Jokowi tersebut sangat sarat dengan kepentingan Pilpres 2024.

Christopher
Pemerhati & Penganalisa Politik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *