Debat ketiga Pilpres 2024 telah berhasil dilaksanakan pada Minggu malam (7/1/2024) di Istora Senayan, Jakarta.
Tema debat ketiga Pilpres 2024 adalah tentang Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik.
Dalam debat ketiga tersebut, capres nomor urut 1 Anies Baswedan menjadi sorotan setelah cukup frontal mengkritik kinerja Kemenhan di era kepemimpinan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga mengungkit masalah perbandingan kenaikan gaji TNI-Polri di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi.
Menurutnya, kenaikan gaji TNI-Polri di era pemerintahan SBY jauh lebih baik dengan terjadi 9 kali.
Kemudian, Anies mengungkapkan bahwa kenaikan gaji TNI-Polri di era pemerintahan Jokowi hanya terjadi 3 kali.
Janji Anies untuk Naikkan Gaji TNI-Polri Tiap Tahun
Oleh karena itu, Anies berjanji akan menjamin kesejahteraan TNI-Polri dengan menaikkan gaji tiap tahun apabila terpilih menjadi presiden.
“Sebagai presiden RI maka prioritas pertama dan utama memastikan aman tiap keluarga dan tiap jengkal tanah RI dan itu artinya kita memastikan mereka yang diberi tugas mengamankan dipikirkan kesejahteraannya memastikan kenaikan gaji tiap tahun, memastikan rumah dinas, memastikan kesejahteraannya, sehingga mereka bisa konsen siapa itu TNI, Polri dan ASN pertahanan itu kunci,” tegas Anies di Debat Capres 2024, Minggu (7/1/2024), dikutip dari CNBCIndonesia.com.
Selain itu, Anies berkeinginan supaya presiden Indonesia ke depan harus menjadi panglima tertinggi diplomasi di kancah Internasional, termasuk soal usaha menghentikan penjajahan di Palestina.
Dengan demikian, Anies yakin bahwa Indonesia bisa menjadi kekuatan yang disegani di dunia.
“Usahakan itu diplomasi seluruh tempat bukan hanya statement dari Menlu tapi serius menjajaki seluruh kekuatan,” ucap Anies.
“Kita membawa aspirasi Indonesia, kita bawa pesan we will no longer absence Indonesia will be present dan Indonesia will colour the world, and Indonesia absence no more respected forever,” tutupnya, dikutip dari CNBCIndonesia.com.
Christopher
Pemerhati & Penganalisa Politik