Paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hampir dipastikan memenangi Pilpres 2024 satu putaran.
Kepastian tersebut terjadi setelah perolehan suara Prabowo-Gibran unggul jauh dibandingkan 2 paslon lainnya, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud dalam berbagai hasil quick count dimana angka mereka hampir menyentuh 60%.
Kendati masih harus menunggu momen pelantikan, Prabowo-Gibran telah berencana untuk memangkas subsidi BBM demi program makan siang gratis.
Wakil Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno memberikan penjelasan terkait rencana pengurangan dana subsidi tersebut.
Sebab, Eddy menilai 80 persen dari dana subsidi BBM yang mencapai Rp350 triliun ternyata tidak tepat sasaran.
“Kami juga akan menemukannya (biaya program Prabowo) dengan mengurangi subsidi, subsidi yang tidak perlu,” kata Eddy dalam wawancara di Bloomberg Television, Kamis (15/2/2024), dikutip dari CNNIndonesia.com.
“Saat ini kita sedang melihat subsidi energi sebesar Rp350 triliun dimana 80 persen ditargetkan untuk mereka yang tidak memenuhi syarat untuk menerima subsidi. Sehingga kami akan menyesuaikan jumlah subsidi dari subsidi yang sebenarnya,” sambungnya.
3 Golongan Masyarakat
Dilansir dari CNNIndonesia.com, program makan siang dan susu gratis menyasar sekitar 82,9 juta orang yang berasal dari tiga golongan masyarakat.
Pertama, 74,2 juta anak sekolah alias murid. Kedua, 4,3 juta santri, dan kemudian ketiga adalah 4,4 juta ibu hamil.
Program makan siang serta susu gratis adalah salah satu dari ‘8 program hasil terbaik cepat’ dalam visi dan misi Asta Cita yang diusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, dengan tujuan mengatasi masalah stuntung di Indonesia.
Wakil Ketua Dewan Pembina Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo pernah menyebut anggaran program itu mencapai Rp400 triliun per tahun.
Dengan demikian, setiap penerima artinya akan mendapat Rp4,82 juta dalam setahun dan setara dengan Rp402 ribu per bulan atau Rp13.403 per hari.
Christopher
Pemerhati & Penganalisa Politik