Pengaruh Komunikasi terhadap Politik Identitas

politik identitas
Ilustrasi politik identitas. (Source: Pixabay.com)

Di era globalisasi dan pluralisme saat ini, komunikasi adalah elemen terpenting di dalam politik, memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk dan memengaruhi politik identitas seseorang. Politik identitas merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam dunia politik. Politik identitas mengacu pada peran identitas budaya, agama, etnis, gender, dan faktor lainnya dalam membentuk pandangan politik dan pemilihan tindakan politik seseorang.

Adapun bentuk politik identitas melalui komunikasi salah satunya adalah media massa dan politik identitas media massa, seperti televisi, radio, dan internet. Keduanya memiliki kekuatan besar dalam membentuk politik identitas yang dapat memperkuat ataupun merusak pandangan politik identitas seseorang baik melalui pemberitaan, komentar, dan program-program tertentu. Misalnya, media massa dapat mempromosikan stereotip atau bahkan membangkitkan konflik antar kelompok identitas, sebaliknya media massa dapat mempromosikan pemahaman dan toleransi antar kelompok. Menurut Hall, S. (1996) media massa memiliki kemampuan besar untuk membentuk pandangan politik identitas masyarakat. Isu-isu yang diangkat oleh media dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap kelompok identitas tertentu.

Retorika komunikasi politik juga melibatkan retorika yang digunakan oleh pemimpin politik. Pemimpin politik dapat menggunakan bahasa yang memicu emosi atau bahkan memanipulasi identitas kelompok tertentu untuk mendapatkan dukungan suara. Retorika seperti ini dapat memengaruhi pandangan politik identitas masyarakat. Dalam buku The Rhetoric of Identity in IsiZulu oleh Meyiwa, T. (2010) menjelaskan bahwa Retorika politik dapat digunakan untuk mengokohkan atau menggoyahkan politik identitas. Pemimpin politik yang mahir dalam retorika dapat memengaruhi pandangan politik identitas dengan kata-kata mereka.

Adapun kampanye politik seringkali mengandalkan komunikasi untuk menggerakkan basis dukungan, terutama dengan menekankan isu-isu yang relevan dengan politik identitas. Calon politikus sering mencoba mengidentifikasi diri mereka dengan kelompok identitas tertentu untuk mendapatkan dukungan. Dalam penelitian oleh Norris, P. (2002) tentang Political Mobilization and the Web, disebutkan bahwa kampanye politik sering mengandalkan komunikasi untuk memobilisasi basis dukungan, terutama dengan menekankan isu-isu yang relevan dengan politik identitas.

Media sosial kini telah menjadi platform penting di dalam kehidupan tak terkecuali politik identitas. Masyarakat dapat berkomunikasi, berbagi pandangan politik, dan mengorganisir suatu hal melalui media sosial. Hal ini memungkinkan kelompok identitas secara efektif mengkoordinasikan aksi politik mereka. Menurut Jenkins, H. (2006) dalam bukunya Convergence Culture menyatakan bahwa media sosial telah mengubah lanskap politik identitas, memungkinkan masyarakat untuk berkomunikasi dan mengorganisir secara efektif melalui platform tersebut.

Komunikasi antar kelompok identitas yang baik antara kelompok identitas yang satu dengan yang lainnya dapat memengaruhi perubahan politik identitas. Komunikasi yang terbuka antar kelompok dapat mengarah pada pemahaman yang lebih baik dan perubahan pandangan politik yang lebih mapan.

Dunia pendidikan juga ikut amdil memberikan kesadaran dalam berkomunikasi yang dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang isu-isu identitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa hal yakni kampanye penyuluhan, program pendidikan, dan diskusi publik yang dapat membantu mengubah pandangan politik identitas seseorang.

Sebagian dari masyarakat memiliki ketertarikan pada pilihannya karena didasari pada identitas suatu individu itu sendiri. Identitas sangat berperan penting pada seseorang yang dapat membuat orang lain bisa mengenali dan meyakini seseorang tersebut. Hal ini telah menjadi kekuatan yang sangat signifikan dalam membentuk lanskap politik di seruluh dunia.

Ketika kita mengamati hubungan antara komunikasi dengan politik identitas dapat terlihat jelas bahwa seorang individu akan bermain dalam perannya sendiri terhadap kerangka sosial dalam politik. Komunikasi menjadi alat untuk mengekspresikan diri dalam menunjukkan identitas yang kolektif. Pastinya akan memunculkan ekspresi, negosiasi, serta menunjukkan identitas yang unik yang dapat menjadi daya tarik tersendiri serta merubah pola pikir terhadap suatu kelompok tersebut.

Pada dasarnya politik identitas bergantung pada gagasan bahwa orang-orang yang memiliki karakteristik tertentu dapat menghadapi perjuangan dan ketidaksetaraan yang sama. Seseorang akan berpatokan kepada lingkungan yang mempunyai mayoritas yang besar di dalamnya. Seperti Indonesia yang mayoritas warga negara adalah beragama Islam. Hal ini adalah yang paling utama dan sangat diperhatikan oleh warga negara yang memiliki identitas yang sama.

Adapun berbagai pertimbangan dalam komunikasi terhadap politik identitas, misalnya dalam aspek bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat bermain pada nama, menceritakan pengalaman hidup, dan juga rasa memiliki dalam komunitas tertentu serta memberikan suara yang kolektif. Dengan menggunakan terminologi, kosakata dan simbol tertentu seseorang mengkomunikasikan identitasnya yang unik dan membentuk suatu jaringan dengan orang lain yang memahami dan berhubungan dengan pengalaman hidup mereka.

Penting juga untuk kita sadari bahwasanya komunikasi dalam politik identitas ini tidak terbatas pada interaksi verbal atau tertulis. Tetapi juga non-verbal, representasi sosial, dan tindakan permorfatif yang semuanya berkontribusi pada komunitas politik identitas. Simbol-simbol seperti bendera, pakaian, gaya rambut berfungsi sebagai bentuk kesetiaan dan juga menunjukkan bahwa seseorang berasal dari komunitas tertentu yang dapat memperkuat ikatan terhadap politik identitas.

Pengaruh komunikasi terhadap politik identitas melampaui ekspresi individu mencakup penerimaan interpretasi ini. Bagaimana pesan disampaikan, diterima, dan dipahami oleh khalayak yang berbeda dapat membentuk keberhasilan dan menghasilkan dampak yang sangat besar dalam gerakan politik berbasis identitas. Melalui strategi komunikasi yang efektif seperti berbicara di depan umum dan berkampanye di media sosial dapat menjadi penentu mobilisasi dukungan dan mempengaruhi perubahan kebijakan.

Terkait dengan politik identitas pada tahun 2024 mendatang pastinya akan mengalami perbedaan dengan tahun 2019 sebelumnya yang mana individu mempunyai suara yang banyak dan tidak pecah dengan politik identitas karena hanya dua paslon capres dan cawapres yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan oleh masyarakat. Berbeda dengan tahun 2024 bisa jadi akan mendapatkan perolehan suara yang kurang signifikan karena adanya tiga paslon capres dan cawapres. Tetapi hal ini tidak akan terjadi jika suatu individu atau kelompok dapat memberikan kesan yang baik dan kinerja yang bagus yang dapat memberikan pengaruh besar kepada masyarakat.

Oleh karena itu, dapat kita ambil kesimpulan bahwa komunikasi memiliki peran yang signifikan dalam menampilkan politik identitas seseorang. Hal ini dapat membentuk, memobilisasi, bahkan mengubah pandangan politik identitas masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam politik, termasuk pemimpin politik, untuk memahami peran penting komunikasi dalam membentuk dunia politik yang kini berkembang pesat. Hanya melalui komunikasi yang bijak dan bertanggung jawab, kita dapat menciptakan lingkungan politik yang lebih inklusif dan toleran.

Penulis: Rahmi Syafia Azzahra
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Andalas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *