Setelah Gibran Terpilih jadi Cawapres, Hasto Kristiyanto Ungkap Para Ketum Parpol Tersandera Kartu Truf

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto. (Sumber : Tim TvOne/ Syifa Aulia)

Putra kandung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming telah resmi terpilih menjadi cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024 mendatang.

Acara deklarasi pasangan Prabowo-Gibran dilaksanakan di Indonesia Arena GBK (Gelora Bung Karno) pada Rabu (25/10/2023).

Terpilihnya Gibran menjadi cawapres Prabowo memang telah menimbulkan perdebatan serta pro-kontra di segala kalangan.

Terlebih muncul isu nepotisme setelah Mahkamah Konstitusi (MK) akhirnya mengabulkan gugatan perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 terkait usia minimal calon presiden dan calon wakil presiden pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, Senin (16/10/2023).

MK memperbolehkan seseorang yang belum berusia 40 tahun mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres selama memiliki pengalaman menjabat sebagai kepala daerah.

Anwar Usman yang menjabat sebagai Ketua MK merupakan paman Gibran sekaligus adik ipar Presiden Jokowi.

Selain itu, hubungan PDIP dengan Presiden Jokowi juga kini dikabarkan semakin memburuk.

Situasi semakin bertambah panas setelah Sekretaris Jendral (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto memberikan pernyataan “kartu truf”.

Dilansir dari CNN Indonesia, Hasto mengaku menerima pengakuan sejumlah ketua umum partai politik (parpol) perihal kartu truf yang dipegang saat menyinggung pencalonan Gibran sebagai cawapres.

“Indonesia negeri spiritual. Di sini moralitas, nilai kebenaran, kesetiaan sangat dikedepankan. Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran sebenarnya adalah political disobedience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia,” ujar Hasto melalui keterangan tertulis, Minggu (29/10).

“Kesemuanya dipadukan dengan rekayasa hukum di MK. Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian; lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan,” ujarnya.

Pernyataan Hasto tersebut segera dibantah oleh parpol pendukung Prabowo yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Dilansir dari Tempo, Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB), Afriansyah Noor atau Ferry menganggap pernyataan Hasto tersebut sangat berlebihan.

“Jadi intinya tidak ada yang digunakan oleh Pak Jokowi. Menurut saya itu tidak benar jadi itu pernyataan yang berlebihan,” kata Ferry, Senin, 30 Oktober 2023.

Begitu juga dengan partai Demokrat yang turut menepis pernyataan Hasto tersebut.

“Ha-ha-ha mungkin partainya Mas Hasto malah yang tersandera. Kalau Partai Demokrat sangat independen sejak tahun 2004 menentukan capres/cawapres,” ujar Andi Arief kepada wartawan, Minggu (29/10/2023).

“Setuju (Gibran cawapres Prabowo) karena itu pilihan capresnya. Beda dengan PDIP capres dan cawapresnya pilihan ketumnya. Capres Prabowo yang menentukan cawapresnya,” ujar Andi yang seolah menyindir balik PDIP, dilansir dari Detik.

Christopher
Pemerhati & Penganalisa Politik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *