Pemilu  

Trending di Youtube, Film Dokumenter ‘Dirty Vote’ Ungkap Skema Kecurangan Pemilu 2024

Dirty Vote
Poster Film Dokumenter 'Dirty Vote'. (Sumber : Instagram/@dandhy_laksono)

Setelah batas terakhir kampanye pada 10 Februari 2024, Indonesia mulai memasuki masa tenang hingga hari pencoblosan pilpres yang akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024.

Meski demikian, perhatian masyarakat Indonesia kini sedang tertuju pada film dokumenter berjudul ‘Dirty Vote’ yang sedang trending di media Youtube.

Film dokumenter ‘Dirty Vote’ disutradarai oleh Dandhy Laksono ini dirilis di Youtube pada 11 Februari 2024 yang merupakan hari pertama masa tenang Pilpres 2024.

Terpantau hingga 12 Februari 2024 Pukul 09.45 WIB, jumlah penonton ‘Dirty Vote’ di Youtube telah menembus 2,3 juta penonton.

‘Dirty Vote’ yang dibintangi oleh tiga ahli hukum tata negara Indonesia, yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari mengungkap berbagai skema kecurangan yang digunakan menjelang Pemilu 2024 .

Dilansir dari keterangan kolom deskripsi ‘Dirty Vote’ di akun Youtube milik PSHK Indonesia, film dokumenter berdurasi 1 jam 57 menit tersebut akan menjelaskan bagaimana instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi.

Selain itu, penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat, tanpa malu-malu dipertontonkan secara terang-terangan demi mempertahankan status quo.

Profil Dandhy Laksono

Dandhy Laksono, yang bernama lengkap Dandhy Dwi Laksono adalah jurnalis Indonesia produk investigasi berupa tulisan ataupun film dokumenter dengan banyak pengalaman serta jam terbang.

Dandhy pernah menempuh pendidikan di Universitas Padjajaran, Bandung dengan lulus sebagai Sarjana Hubungan Internasional.

Dandhy juga memperoleh pendidikan non formal dari Ohio University Internship Program on Broadcast Journalist Covering Conflict, Amerika Serikat (2007) dan British Council Broadcasting Program, London (2008).

Pria yang lahir di Lumajang, Jawa Timur pada 29 Juni 1976 tersebut memulai karir jurnalistik pada 1998 di tabloid Kapital dan majalah Warta Ekonomi.

Dandhy kemudian beralih ke media radio dengan bekerja di Pas FM, Smart FM, Ramako, hingga menjadi stringer di radio ABC Australia.

Setelah itu, Dandhy melanjutkan karirnya di media televisi dengan menjadi produser berita di Liputan 6 SCTV dan Kepala Seksi Peliputan di RCTI.

Sebelum ‘Dirty Vote’, Dandhy juga pernah menyutradarai film dokumenter berjudul ‘Sexy Killers’ yang dirilis pada 2019.

‘Sexy Killers’ adalah film dokumenter yang menelusuri proses penambangan batu bara di Kalimantan hingga dibakar di PLTU untuk menjadi listrik, dimana berdampak terhadap lingkungan dan kesehatan.

Dalam film dokumenter ‘Sexy Killers’, disebutkan bahwa sejumlah nama politisi dari kubu Jokowi dan Prabowo yang bertarung di Pilpres 2019 pada akhirnya tetap saling terhubung sebagai pengusaha tambang.

Christopher
Pemerhati & Penganalisa Politik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *