Cak Imin Gaungkan Slogan Perubahan Bersama Masyarakat Malang Raya

muhaimin iskandar
Sumber foto: detik,com

Bakal cawapres Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyambangi gelaran Jalan Sehat Bareng Anies Baswedan bersama puluhan ribu warga Malang di Jalan Simpang Balapan, Kelurahan Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang Minggu (8/10/2023) pagi tadi.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut terus menggaungkan semangat perubahan yang menjadi slogan Koalisi Perubahan pada acara yang dibarengi dengan pengundian kupon hadiah tersebut. Beberapa warga telah memadati kawasan tersebut sejak pukul 05.00 pagi.

“Saya awalnya ragu dengan istilah perubahan. Tapi setelah saya ketemu rakyat, masyarakat, warga bangsa ngobrol, ternyata dentum perubahan luar biasa besarnya. Mengubah cara kerja, berfikir, startegi pembangunan, karena evaluasi sistem pembangunan 30 tahunan,” ungkap Cak Imin.

Cak Imin yakin mendapat suara yang besar dari masyarakat Malang dengan slogan perubahan tersebut karena warga Malang yang menginginkan perubahan yang besar.

Ya alhamdulillah saya bangga bersyukur terima kasih kepada seluruh warga Malang Raya berkumpul ramai, saya bertanya apa yang buat motivasi datang? Perubahan. Perubahan itu apa? Nasib yang lebih baik. Karena itu saya berharap gema perubahan dari Malang ini bisa ditangkap dari semua masyarakat bangsa Indonesia,” kata Cak Imin.

Pasangan Anies tersebut memberi janji untuk perubahan Indonesia yang lebih baik, di mana pengangguran diberi kerja, barang mahal menjadi murah, asal mendapat dukungan masyarakat.

“Perubahan nasib menjadi lebih baik. Yang nganggur jadi kerja. Yang mahal jadi murah. Semua hal-hal yang jelek kita ubah menjadi hal-hal yang baik. Hijrah dari yang tergantung kepada yang mandiri. Kita harus terus menumbuhkan semangat perubahan dari Malang, mungkin perubahan untuk Indonesia lebih baik, lebih adil,” sambungnya.

“Perubahan apa? Ya mengubah cara kerja, cara berpikir, mengubah strategi cara pembangunan, mengubah karena memang evaluasi sistem pembangunan biasanya 30 tahunan. Ini menuju 30 tahun era demokrasi, harus direvisi. Mana yang baik, mana yang buruk, mana yang diteruskan, mana yang dihentikan. Denyut perubahan itu baru saya sadari setelah saya keliling ke seluruh wilayah Tanah Air,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *